Ini Permainan Anak yang Mendidik dan Menyenangkan
Anak-anak zaman sekarang kiranya tidak bisa lepas dari teknologi. Kini mereka lebih asyik dengan gadget ketimbang bermain di luar rumah atau memainkan permainan anak bersama teman-teman sebayanya. Sedentary lifestyle seperti ini tentunya bisa berdampak negatif untuk tumbuh kembangnya.
Sebab, gadget nyatanya tidak link sbobet mampu mengasah kemampuan motorik dan kognitif anak secara maksimal. Selain itu, permainan anak tradisional zaman dahulu pun lambat laun bisa punah apabila anak-anak lebih suka bermain game di hapenya.
Sebagai orang tua, ayah dan ibu mungkin perlu lebih disiplin untuk memberikan screen time dan mendorong anak untuk lebih banyak bermain di luar ruangan. Nah, berikut sejumlah ide permainan anak yang lebih mendidik.
Faktanya, permainan anak zaman dahulu lebih mendidik ketimbang game online masa kini, lho! Pasalnya, anak dituntut untuk bergerak dan berpikir cepat selama permainan.
Berbeda ketika anak terus menerus memegang gadget. Buat para orang tua, Anak Kecanduan Gadget? Ini 5 Cara Ampuh untuk Mengatasinya.
Butuh rekomendasi permainan anak yang mendidik serta mengasah kemampuan kognitif maupun motorik? Berikut jenis-jenis permainannya:
1. Petak umpet
Siapa yang tak kenal dengan permainan anak yang satu ini? Ayah dan ibu pasti dulu pernah memainkannya semasa kecil. Nah, petak umpet ternyata bisa mendidik Si Kecil, lho! Permainan petak umpet biasanya dilakukan oleh 4-6 orang dengan satu orang yang berjaga.
Nah, anak yang berjaga ini kemudian akan menghitung sampai 10 dengan mata tertutup. Selama waktu tersebut, anak-anak lain mencari tempat persembunyiannya masing-masing.
Selama bermain petak umpet, anak didorong untuk mencari tempat persembunyian yang paling aman. Selain itu, otaknya juga dituntut untuk mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk keluar dari persembunyiannya tanpa tertangkap. Bagi anak yang berjaga, mereka juga harus punya taktik supaya bisa menemukan tempat persembunyian anak-anak lain.
2. Kelereng
Kelereng adalah permainan tradisional yang juga mengasah kemampuan otak anak. Permainan yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki ini dilakukan oleh dua orang.
Masing-masing saling bergantian untuk menyingkirkan kelereng dari lingkaran yang sudah mereka gambar di atas tanah atau kertas.
Pemenangnya adalah yang mampu menyingkirkan seluruh kelereng milik lawan. Di sinilah kemampuan otak anak terasah. Sebab mereka harus memperkirakan dan menghitung dengan tepat sebelum melempar kelereng.
Mau tahu contoh permainan sensory play untuk anak? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 6 Ide Permainan Sensory Play dan Manfaatnya untuk Anak“.
3. Lampu merah, lampu hijau
Permainan yang satu ini muncul di film serial Squid Game, lho! Butuh sekitar 8-10 orang untuk memainkannya. Semakin banyak pemain tentu saja semakin seru.
Si Kecil mungkin bisa mengajak teman-teman di sekitar rumahnya untuk bermain bersama. Aturannya juga mudah, satu orang bertugas sebagai operator lampu lalu lintas dan lainnya menunggu di posisi start.
Si operator bertugas untuk berteriak “lampu hijau” yang artinya pemain boleh bergerak hingga mencapai garis finish. Sedangkan “lampu merah” berarti seluruh pemain harus berhenti dalam posisi apapun.
Anak yang ketahuan bergerak nantinya gugur dan yang berhasil mencapai garis finish lah yang menjadi pemenangnya. Permainan ini jelas mengasah kemampuan motorik karena anak perlu bergerak dan diam untuk mempertahankan posisinya.
4. Puzzle
Menyusun puzzle bisa menstimulasi otak, melatih konsentrasi, dan merangsang saraf Si Kecil. Sebab, anak wajib untuk menyatukan potongan-potongan gambar secara acak. Permainan yang satu ini banyak tersedia di toko mainan atau toko buku.
Biasanya, puzzle punya tingkat kesulitan yang berbeda-beda, tergantung usia anak. Bahkan, tersedia juga puzzle untuk balita. Semakin dewasa, tingkat kesulitan permainan puzzle tentu saja semakin rumit.
Selain melatih kognitif anak, pastikan juga anak mendapatkan imunisasi lengkap, ya. Simak selengkapnya di laman ini: Imunisasi Dasar Anak.
5. Menyusun balok
Menyusun balok-balok juga bisa mengasah imajinasi anak. Ia bisa menyusun baloknya seperti gedung, mobil, rumah dan lain-lain. Selain mengasah imajinasi, anak juga belajar untuk memperhitungkan supaya baloknya seimbang dan tidak runtuh.
Sebenarnya tidak harus balok, ibu bisa memberikan barang apa pun yang sekiranya mudah untuk disusun. Salah satu contohnya, ibu bisa memanfaatkan kotak kardus yang sudah tidak terpakai untuk jadi permainan balok.