Pembelajaran Berbasis Bermain dalam Pendidikan Usia Dini
BERMAIN adalah komponen penting dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis bermain terutama bermain yang di pandu sangat menekankan hal ini.
Melalui keterlibatan aktif, eksplorasi, dan strategi pemecahan masalah, bermain membantu anak-anak mengembangkan imajinasi dan kemampuan pemecahan masalah mereka (University of New Hampshire, n.d.).
Suasana yang menyenangkan memungkinkan anak-anak terlibat secara otentik dengan materi dan membuat penemuan mereka sendiri.
Guru berperan sebagai pengamat, perencana, dan pembimbing, mendorong kesempatan belajar yang signifikan. Pendekatan ini di sebut “pembelajaran berbasis permainan”, di prakarsai oleh anak dan di dukung oleh guru.
Pendekatan ini berbeda dengan metode pengajaran tradisional yang menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa melalui inkuiri langsung dan juga mempertimbangkan keingintahuan alamiah para siswa (Danniels & Pyle, 2018) https://foodvalleyonline.com/.
Lingkungan prasekolah maupun SD sering kali menerapkan pembelajaran berbasis permainan, yang mendorong perkembangan bahasa, hasil matematika, dan pertumbuhan sosial dan emosional.
Namun, tuntutan untuk memenuhi tolok ukur akademis dan akuntabilitas berbasis standar membuat siswa lebih fokus pada lembar kerja dan instruksi langsung.
Setiap guru memiliki ide berbeda tentang pembelajaran berbasis permainan. Beberapa guru menekankan pada permainan yang di pandu, sementara guru lain menekankan pada permainan bebas.
Pendekatan seimbang yang mencakup pengajaran langsung dalam waktu singkat dalam lingkungan pembelajaran berbasis permainan lebih efektif untuk anak-anak di bawah usia delapan tahun. Permainan yang di pandu dapat menghasilkan hasil akademis yang lebih luas (Caven, 2022).
Di sisi lain, Pembelajaran Berbasis Bermain bebas dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah pada anak-anak.
Hal ini memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi minat mereka dan mengembangkan keterampilan sosial melalui kolaborasi dengan teman sebaya.
Penting bagi anak-anak untuk memiliki keseimbangan dari kedua jenis permainan tersebut untuk mengembangkan kemampuan kognitif mereka sepenuhnya.
Pembelajaran berbasis permainan penting dalam pendidikan usia dini karena beberapa alasan (Casa Bambino Montessori, 2023; Tekyi-Arhin, 2023).
Pertama
Mendorong imajinasi dan kreativitas. Bermain memberi anak-anak kebebasan untuk mengeksplorasi imajinasi mereka secara bebas, baik menggunakan balok untuk membangun struktur atau memerankan skenario dalam pikiran mereka. Hal ini menumbuhkan rasa ingin tahu tentang dunia dan pemikiran kreatif.
Kedua
Meningkatkan perkembangan sosial dan emosional anak-anak. Bermain membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial yang penting seperti kerja sama dan resolusi konflik, yang membangun kecerdasan emosional dan empati dalam lingkungan yang aman.
Ketiga
Meningkatkan perkembangan fisik. Aktivitas fisik yang melibatkan gerakan, seperti memanjat dan berlari membantu anak-anak mengembangkan keseimbangan dan koordinasi mereka. Kegiatan ini juga menginspirasi perilaku sehat dan eksplorasi di luar ruangan.
Keempat
Meningkatkan keterampilan kognitif. Aktivitas berbasis permainan membutuhkan imajinasi dan keterampilan memecahkan masalah, seperti teka-teki, membantu anak-anak menjadi lebih fleksibel dan kreatif.
Bermain adalah bagian penting dari perkembangan anak karena membantu imajinasi, kreativitas, perkembangan sosial dan emosional, serta pengembangan kerja sama dan empati, di antara keterampilan penting lainnya.
Saat bermain anak dapat mengembangkan kebiasaan sehat dan eksplorasi di luar ruangan, selain menumbuhkan rasa ingin tahu dan eksplorasi.
Berlari dan memanjat adalah contoh permainan aktif yang meningkatkan kemampuan fisik dan mendorong kebiasaan baik.
Kegiatan pembelajaran berbasis permainan, seperti teka-teki dan permainan kreatif mendorong kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, yang sangat penting untuk keberhasilan akademik dan pembelajaran seumur hidup (Kristina, 2023; Ross, 2023).
Beberapa contoh kegiatan pembelajaran berbasis permainan antara lain (Leith, 2021; Playworld, 2019).
Pertama
Skenario bermain peran. Anak-anak dapat mengeksplorasi situasi sosial, belajar empati, komunikasi, dan keterampilan pemecahan masalah, serta mengembangkan literasi dan kreativitas mereka melalui penulisan naskah saat mereka bermain peran.
Kedua
Membangun dengan balok atau lego. Selain mendorong kreativitas anak, membangun dengan balok atau lego mengasah kemampuan memecahkan masalah, kesadaran spasial, berpikir kritis, keterampilan motorik halus, dan memperkenalkan konsep matematika seperti menghitung, menyortir, dan mengukur. Kegiatan ini juga mendorong kerja sama tim dan pengembangan bahasa.
Ketiga
Penjelajahan di luar ruangan dan jalan-jalan di alam. Anak-anak dapat berinteraksi dengan alam, menjadi aktif, dan belajar tentang lingkungan sekitar saat mereka bermain di luar.
Hal ini memungkinkan mereka untuk menerima stimulasi sensorik, belajar tentang flora dan fauna, dan menyaksikan fenomena alam. Hal ini juga mendorong ikatan yang lebih dekat dengan alam dan pertumbuhan literasi.
Keempat
Permainan sensorik. Dengan menggunakan teknik seperti melukis dengan jari, melukis, dan playdough, permainan sensorik melibatkan indera anak-anak sambil mendorong kreativitas, mengembangkan keterampilan motorik halus, dan mengajarkan konsep-konsep seni seperti tekstur dan pencampuran warna. Permainan ini juga membantu pertumbuhan kosakata dan perkembangan bahasa.
Terlepas dari perannya yang penting sebagai alat pembelajaran, bermain sering di salahartikan sebagai kegiatan rekreasi anak.
Bermain menumbuhkan pemahaman, penyelidikan, dan pemecahan masalah sambil mendorong pertumbuhan kognitif, sosial, emosional, dan fisik.
Pembelajaran berbasis bermain di rencanakan dengan cermat dan sengaja disusun. Tidak sama dengan kekacauan atau kurangnya struktur.
Pembelajaran ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis di mana anak-anak berkembang dengan menyeimbangkan antara instruksi yang di pandu dan penemuan yang di pimpin oleh anak.
Belajar berbasis permainan membahas ide-ide dan keterampilan penting dengan mempertimbangkan berbagai gaya dan kapasitas belajar.
Pembelajaran ini dapat di sesuaikan agar sesuai dengan tujuan dan standar pendidikan di sejumlah bidang studi.
Melalui penggabungan permainan sebagai elemen dasar pendidikan, anak-anak dapat mengeksplorasi, memperoleh pengetahuan, dan berkembang dengan cara yang menyenangkan dan signifikan (Boryga, 2022; Pathways.org, 2016).
Pembelajaran berbasis permainan di kelas-kelas rendah sekolah dasar tidak hanya mendorong pertumbuhan akademis, tetapi juga mendorong perkembangan sosial-emosional.
Dengan memasukkan permainan ke dalam lingkungan pendidikan, anak-anak dapat terlibat dalam pengalaman bermakna dan menyenangkan yang mendukung kesejahteraan dan hasil belajar mereka secara keseluruhan.
Para pendidik dan orangtua di dorong untuk terus memprioritaskan bermain sebagai alat yang berharga untuk perkembangan holistik anak-anak.